Indonesia 2021 harus menjadi momentum untuk membangun fondasi rumah sepak bola yang solid. Tujuan utama pembangunan fondasi rumah sepak bola adalah untuk memberikan legacy di masa mendatang, di mana setelah Indonesia 2021, sepak bola Indonesia akan makin berkembang, sehingga pada akhirnya Timnas Indonesia senior juga bisa menembus level dunia.
PSSI harus berpikir kreatif keluar dari kotak. Perlu dirumuskan suatu strategi di mana Timnas Indonesia U-20 bisa berprestasi di Indonesia 2021, tapi melalui peningkatan kinerja akademi klub, kualitas kompetisi usia muda, pendidikan pelatih, dan juga pengembangan grassroot.
Artinya penting untuk PSSI membuat suatu program terintegrasi dan holistic, dengan menggunakan Indonesia 2021 sebagai basis pemicu.
Penulis menawarkan beberapa gagasan inovatif yang layak untuk diimplementasi PSSI demi mencapai prestasi Timnas Indonesia U-20 di Indonesia 2021. Sekaligus untuk memperkuat akademi klub, kompetisi usia muda, pendidikan pelatih, dan grassroot.
- Wajib Memberi Kesempatan untuk Pemain U-20 di Liga 1
PSSI dapat mengeluarkan regulasi wajib memainkan minimal 2 orang pemain U-20 selama minimal 45 menit di Liga 1. Regulasi ini akan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi pemain U-20 untuk merasakan atmosfer kompetisi level tinggi.
Pelatih Timnas Indonesia U-20 paling tidak setiap pekannya akan melihat minimal 36 pemain U-20 yang bertanding secara kompetitif di kompetisi senior. Matang di Kompetisi!
PSSI bisa melakukan TC berjalan dengan sistim buka–tutup. Katakanlah dibuat dengan format 3 minggu kompetisi dan 1 minggu TC. Pada saat tertentu, Timnas Indonesia U-20 dapat melakukan TC lebih panjang berdurasi 2-3 pekan di negara sepak bola maju atau mengikuti turnamen.
Harapannya, pemain akan ditempa oleh kompetisi, tetapi chemistry dan level komunikasi tim tetap terbangun optimal melalui TC rutin berkala.
- Ekspansi dan Modifikasi Kompetisi Elite Pro Academy
Indonesia 2021 harus jadi momentum meningkatkan kualitas kompetisi elite pro academy. Ekspansi bisa dilakukan dengan menambah jumlah pertandingan di Liga 1 U-20, U-18, dan U-16.
Alokasi dana untuk TC jangka panjang bisa direlokasi untuk subsidi kompetisi elite pro academy. Selain ekspansi, PSSI juga perlu melakukan modifikasi kelompok usia untuk memastikan target scouting pemain tim nasional terjamin menit bermainnya dengan lawan kompetitif. Misal bisa dilakukan berbagai inovasi berikut:
- Liga 1 U20
- Kelahiran 2000, Joker 2 pemain 1998-1999.
- Minimal ada 3 pemain kelahiran 2001 wajib main selama 90 menit (target scouting Timnas Indonesia U-20).
- Liga 1 U18
- Kelahiran 2002-2003.
- Minimal ada 3 pemain kelahiran 2004 wajib bermain selama 90 menit (target scouting Timnas Indonesia U-17).
- Liga 1 U16
- Kelahiran 2004-2005.
- Minimal ada 3 pemain kelahiran 2005 wajib main selama 90 menit (target scouting Timnas Indonesia U19 untuk 2021)
- Melibatkan Pelatih Akademi di TC Timnas Junior
Untuk meningkatkan kualitas pelatih dan latihan di klub, PSSI bisa melibatkan pelatih akademi pada setiap TC tim nasional. Katakanlah saat TC tim nasional, kompetisi diliburkan.
Selain memanggil pemain, PSSI juga memanggil pelatih akademi 18 klub Liga 1 untuk mengikuti TC tim nasional. Tujuannya agar pelatih akademi dapat belajar dari pola latihan di tim nasional dan memuluskan penyelarasan program latihan tim nasional dan akademi klub. Tanpa disadari, kegiatan TC timnas sekaligus menjadi program kursus pelatih yang berkualitas.
- Mentoring Visit ke Akademi Klub
Pada saat TC tim nasional selesai, pemain akan kembali ke klub untuk berkompetisi selama 3 pekan. Pada masa itu, pelatih tim nasional punya waktu untuk terjun langsung ke akademi klub untuk melakukan kunjungan dan mentoring.
Seluruh pelatih tim nasional akan ditugaskan berkeliling ke 18 akademi klub Liga 1. Melalui mentoring ini, pelatih tim nasional dapat memberikan asistensi agar kualitas latihan di akademi klub setara dengan di tim nasional. Pelatih tim nasional juga berkesempatan untuk memonitor perkembangan seluruh pemain yang ada di akademi klub.
Inovasi terakhir adalah inovasi FIFA Laws of the Game, demi meningkatkan intensitas dan level of play kompetisi elite pro academy. Caranya adalah dengan memperbolehkan pemain melakukan quick dribble untuk bola out dan free kick.
Modifikasi peraturan permainan ini terbukti sukses diimplementasi di Belanda. Riset KNVB menyatakan bahwa real playing time naik secara signifikan. Ini tentu akan membantu tetap terjaganya intensitas permainan. Silakan cek visualnya di: https://youtu.be/1SH6Uy1jFls
Inovasi lainnya bisa kita contoh dari liga usia muda di Spanyol, dimana pemain yang terkena kartu kuning diharuskan keluar lapangan selama 5 menit. Sehingga tim yang pemainnya kena kartu kuning harus main dengan lebih sedikit pemain.
Sanksi keras pada kartu kuning ini terbukti menurunkan jumlah foul. Efeknya, makin sedikit foul, berarti makin jarang permainan terhenti. Lagi-lagi intensitas permainan akan meningkat.
Fondasi Kuat
Dengan meninggalkan kebijakan TC jangka panjang, serta mengimplementasi berbagai inovasi di atas, diyakini Timnas Indonesia akan berprestasi optimal. Pada saat yang bersamaan kualitas akademi klub, kompetisi elite pro academy, serta kepelatihan akan meningkat tajam.
PSSI bukan cuma berharap Timnas Indonesia U-20 berprestasi di Indonesia 2021, tapi PSSI telah membangun fondasi rumah sepak bola yang kuat.
Inilah legacy yang dimaksud. Piala Dunia U-20 Indonesia 2021 tidak menjadi tujuan akhir, melainkan ini hanyalah momentum awal. Ya, dengan fondasi akademi klub yang kuat, pasti akan tercipta tim nasional yang kuat pula.
Ini merupakan jaminan bahwa sepak bola Indonesia akan menuju prestasi yang lebih tinggi pasca Indonesia 2021. Mari bekerja keras membangun rumah sepakoola!! Bravo Indonesia!!
Ganesha Putera
*) Penulis adalah pegiat sepak bola usia muda. Pendiri www.kickoffindonesia.com. Co-founder Filosofi Sepak bola Indonesia (Filanesia) saat mampir bekerja 29 bulan di Departemen Teknik PSSI. Wakil Direktur Pengembangan Sepak bola Persija Jakarta. Bercita-cita membawa klub Indonesia bermain di Piala Dunia Antar Klub.